Setiap anggota badan manusia diperuntukkan untuk tugas yang khusus. Adapun rasa sakit dari anggota tubuh itu menandakan ketidak mampuannya untuk melaksanakan tugas itu atau bisa dilaksanakan tapi dalam keadaan kacau. Tangan yang sakit itu menandakan ketidakmampuannya untuk memegang. Hati yang sakit selalu merasa berat untuk melaksanakan ketaatannya. Itulah yang dinamakan dengan cacat atau aib diri.
Namun, tak semua orang mampu peka bahkan mendeteksi keberadaan aib yang melekat pada dirinya. Terlebih yang bersangkutan dengan sifat yang melekat. Ada empat jalanyang bisa ditempuh bila ingin mengetahui aib diri sendiri :
1. Menghadap seorang syaikh/alim yang bisa mengetahui aib jiwa, sehingga dia bisa mengenali aibnya dan sekaligus mengobatinya. Atau dengan kata lain guru spiritual.
2. Mencari teman akrab yang jujur, dapat dipercaya, serta bagus agamanya. Agar ia bisa menjadikan teman akrabnya itu sebagai pendampingnya, dan memberinya peringatan dari akhlak atau perbuatan yang kurang baik.
3. Mengambil manfaat tentang aib dirinya dari penuturan musuhnya. Sebab mata yang penuh kebencian itu tentu akan memancarkan keburukan. Manfaat yang bisa diambil dari seorang musuh, bisa MENGINGATKAN aib dirnya.
4. Bergaul dengan manusia. selagi ia melihat sesuatu yang tercela pada diri mereka, maka dia segera menjauhinya.
Diadaptasi dari : AL-imam Asy-syeikh ahmad bin Abdurrahman bin quddamah Al-maqdisy,”muhtashar Minhajul Qoshidin” dengan beberapa perubahan.(majalah islami Elfata)
Postingan ini sekedar info bagi teman-teman. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menjadi salah satu bagian dari cara kita menemukan jati diri kita. Janganlah kita mudah marah apabila ada seseorang yang mengungkapkan aib kita. Terimlah itu dengan hati sabar dan jadikan itu sebagai alasan kita untuk introspeksi diri. =)
Namun, tak semua orang mampu peka bahkan mendeteksi keberadaan aib yang melekat pada dirinya. Terlebih yang bersangkutan dengan sifat yang melekat. Ada empat jalanyang bisa ditempuh bila ingin mengetahui aib diri sendiri :
1. Menghadap seorang syaikh/alim yang bisa mengetahui aib jiwa, sehingga dia bisa mengenali aibnya dan sekaligus mengobatinya. Atau dengan kata lain guru spiritual.
2. Mencari teman akrab yang jujur, dapat dipercaya, serta bagus agamanya. Agar ia bisa menjadikan teman akrabnya itu sebagai pendampingnya, dan memberinya peringatan dari akhlak atau perbuatan yang kurang baik.
3. Mengambil manfaat tentang aib dirinya dari penuturan musuhnya. Sebab mata yang penuh kebencian itu tentu akan memancarkan keburukan. Manfaat yang bisa diambil dari seorang musuh, bisa MENGINGATKAN aib dirnya.
4. Bergaul dengan manusia. selagi ia melihat sesuatu yang tercela pada diri mereka, maka dia segera menjauhinya.
Diadaptasi dari : AL-imam Asy-syeikh ahmad bin Abdurrahman bin quddamah Al-maqdisy,”muhtashar Minhajul Qoshidin” dengan beberapa perubahan.(majalah islami Elfata)
Postingan ini sekedar info bagi teman-teman. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menjadi salah satu bagian dari cara kita menemukan jati diri kita. Janganlah kita mudah marah apabila ada seseorang yang mengungkapkan aib kita. Terimlah itu dengan hati sabar dan jadikan itu sebagai alasan kita untuk introspeksi diri. =)