Hidup di kota kecil, maju sih enggak mundur juga enggak. Pokoknya Purwodadi gitu-gitu ajah. Nggak ada mol gedhe, nggak ada gedung bioskop macam XXI, nggak ada pantai ataupun laut tapi adanya pegunungan kapur. Istimewa kan ya.. hahaha... Ada swikee, ada pecel gambrengan, ada garang asem, ada ayam goreng Noroyono, ada simpang lima, alun-alun. Dan yang paling penting di Purwodadi itu ada saya!! the one and only, makhluk Tuhan yang manis dan gingsul tumbuh dan berkembang di kota kecil bernama Purwodadi.
senja dokumen pribadi |
Masih ingat senja indah itu? Senja dimana kita nikmati bersama.
Jingga, dan kamu mengatakan jingga itu indah. Subhanallah, luar biasa
ciptaanNya. Mega berwarna keemasan bercampur jingga, semilir angin diatas
bebatuan yang menjadi singgasana kita menikmati senja. Ah, ini sangat indah.
Terlebih kamu ada disampingku. Hanya bisa berkata “Nikmat Tuhan manakah yang
engkau dustakan.”
Subyektif banget, bahkan mungkin nggak ada standarnya.
Letaknya di hati, dekat dengan keihklasan dan ketulusan...
Menawan, sebuah desa yang bagiku sangat asing bin unik di telinga. Bukan Adhit namanya yang sangat bangga memamerkan desa kesayangannya, tempat teman gendutku ini dibesarkan sampe sebesar gajah *anggap aja bongsor badannya*. Dari cerita Adhit banyak hal yang dapat dinikmati di Menawan. Dan yang paling bikin penasaran katanya ada bukit. Pikiranku langsung melancong sampai ke Jember, dimana Mas Hakim dan Mbak Prit selalu bercerita kalau banyak gumuk disana. Apa iya sih di Purwodadi yang notabene dikelilingi pegunungan kapur ada gumuk?yakali.... Ah, Adhit benar-benar membuatku penasaran!!Puas loh?
gambar diambil disini |
Saya terlibat dengan percakapan yang membuat grogi dan bingung untuk menjelaskannya kepada mereka. Berawal dari Amel yang terlihat ada jerawat 1 biji di pipinya. Bagi teman-temannya jerawatan identik dengan memikirkan pacar. Nah, ini percakapan siang itu di kelas disela pelajaran bahasa Indonesia. Nggak nyambung ya sama pelajarannya...hihihihi. Biarlah!
***
Perpustakaan kami kedatangan Peri-peri loh. Nah peri-perinya bersayap pelangi pula. Waktu itu sepulang sekolah di kasur ada bingkisan cantik yang sudah diantar pak pos. Dan bingkisan itu sudah dibuka ibu rupanya. Tertulislah sebuah nama pengirimnya disitu Pungky Prayitno. Peri baik hati yang mendonasikan bukunya untuk perpustakaan panti asuhan Yatama. Alhamdulillah.
Teman-teman...ini sekilas tentang saya yang waktu itu naskah saya kirimkan di seleksi Srikandi Blogger 2014....
Siapa Cheila Si
Guru Kecil???
bapak ibu dan saya ^_^ |
Perkenalkan, saya adalah Chela Ribut Firmawati, S.Pd
yang terlahir di kota kecil Purwodadi, 29 September 1989. Terlahir dari
keluarga biasa yang keseharian bapak dan ibu bekerja sebagai seorang petani,
dan sekarang ini Bapak adalah seorang pensiunan pengawas sekolah TK/SD.
Pendidikan saya lalui layaknya anak-anak pada umumnya, bersekolah di TK Trisula
Perwari II hanya selama 9 bulan kemudian lulus dan masuk jenjang SD. Tingkatan
SD saya bersekolah di SD Negeri 3 Purwodadi, lulus SD saya melanjutkan di SMP
Negeri 1 Purwodadi, kemudian sekolah di SMA N 1 Toroh, dan pendidikan tertinggi
saya lalui selama 3tahun 10 bulan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
dengan memilih jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Begitu lulus saya
sekarang mengabdikan diri sebagai seorang guru SD.