Siapa yang gak tau janda. Ituh banyak lagu dangdut yang
menggunakan kata janda. Seperti ini “kau masih gadis atau sudah janda” hahaha.
Dikalangan masyarakat citra janda itu dirasa kurang enak. Padahal bagi saya itu
sah-sah saja. Dan juga kalau masih inget peran Mpok Hindun di Bajaj Bajuri juga
tampil dengan citra janda genitnya. Wah…wah..memang yah kata janda ini penuh
dengan persepsi.
Yang tersayang bapakku nan gendud,
Pertama-tama
adek ngucapin terimakasih sekali selama ini Bapak selalu ada dimana
adek melangkah. Sampai orang-orang mengecap adek anak manja sama Bapak.
Tapi adek gak menghiraukan itu pak, memang adek sayang banget sama bapak
begitu juga sayang adek ke ibu. Bapak itu bagi adek sosok yang sangat
hebat. Kata orang bapak galak, tapi buat adek itu memang cara bapak buat
jaga adek dan keluarga. Bapak orang yang pantang menyerah. Dari semua
cerita pengalaman hidup bapak yang pernah adek dengar adek tau seberapa
tangguh perjuangan bapak hingga detik ini.
Melihat
semua kenangan masa kecil adek sama bapak, sejujurnya adek kangen saat
jemari cempluk bapak menyisir rambut adek kalau sehabis mandi. Bedakin
adek dengan bedak bayi yang kata bapak dulu "anakku wedok ben ayu" (anak
perempuanku biar cantik). Seiring waktu ke waktu kebiasaan indah dengan
bapak itu mulai sirna sampai sekarang.Yah, karena anak perempuan bapak
ini sudah besar. Dan tak terasa bapak sudah terlihat keriput di
wajahnya, rambut yang berubah menjadi putih. Tak jarang satu atau dua
helai alis bapak ada yang putih. Bapak sudah tua, dan hari ini 3 Agustus usia bapak genap 59 tahun. Setahun lagi bapak purna tugas dalam membina guru-guru se dabin IV.
Adek sering mendengar mereka membuat parikan tentang bapak. Kae lho pak pengawas yang ganteng tur koyo bubur mongah mongah gedhe dhuwur blangah-blangah.
Banyak yang memuji kharisma bapak, wibawa bapak, gagahnya bapak, dan
gantengnya bapak. Bagi adek tetap bapak yang jadi primadona di keluarga
ini. Bapak yang hebat dan sudah membekali adek dan mbak dengan ilmu budi
pekerti yang gak adek dapetin di sekolah.
Gak
ada kado istimewa hari ini. Hanya secarik postingan ala kadarnya buat
bapak. Doa adek dan al-fateha buat bapak sehabis solat supaya bapak
panjang umur, diridhoi semua usaha dan kerja , selalu awet muda, dapat
membina keluarga dengan lebih harmonis lagi, dan yang pasti kesehatan
yang tiada tara. Sebuah pengharapanku sampai saat ini, bapak sehat dan
nantinya bapak yang akan menjadi wali disaat seseorang mengucapkan ikrar
ijab kabulku.
Selamat ulang tahun bapak gendud. Adek sayang bapak. Tetap menjadi seorang pemimpin hebat di keluarga ini. amin :)
Alhamdulillah akhirnya Agustus datang juga.Bulan berkah karena bertepatan dengan moment puasa, hari kemerdekaan Indonesia dan tentunya lebaran. Sebelumnya saya ucapkan Marhaban Ya Ramadhan karena baru kali ini saya bisa nongolin tulisan ala kadarnya inih.
Ngomongin soal puasa itu gak pernah ada habisnya. Sahur, buka puasa, tarawih, tadarus, sampai makanan yang sering muncul kalo pas lagi puasa. Seperti kolak, tajil, kurma, es buah, es teler, es sirup yang kayak iklan di TV kalo siang sangat menggoda nafsu. ha..ha..ha.. Terlepas dari itu, postingan kali ini akan bahas soal jajanan khas jawa yang gak hanya hadir di bulan puasa saja. Tetapi kemarin ibu sengaja membuat jajanan itu untuk dimakan pas berbuka dan sebagian diberikan ke anak-anak yang tadarus di mushola.
Mendut. Pasti yang terbayang di otak kita adalah adalah Candi Mendut, atau benda yang kenyal kalau kita pegang bisa mendut-mendut. Kalau yang ini jajanan namanya MENDUT. Dinamakan mendut mungkin karena jajanan ini kenyal dan manis. dipegang juga mendut-mendut. Dalam bahasa indonesia saya belum menemukan namanya tetapi orang jawa bilang ya mendut ;D. Nah, sebenarnya terbuat dari apa saja sih mendut ini, mari kita simak yang berikut ini.
- Beras ketan digiling halus menjadi tepung ketan. kebanyakan kue-kue bahan utamanya adalah tepung ketan, karena tepung ketan memiliki amilopektin yang lebih besar dibandingkan dengan tepung-tepung lainnya. Amilopektin inilah yang menyebabkan tepung ketan (beras ketan) lebih pulen dibandingkan dengan tepung lainnya. Makin tinggi kandungan amilopektin pada pati maka makin pulen pati tersebut.
- Enten-enten. Bahan ini terbuat dari parutan kelapa yang digongso dan dicampuri dengan gula pasir. Bisa juga menggunakan gula merah agar warnanya menjadi merah kecoklatan. Enten-enten ini yang nantinya akan menjadi isian dari kue mendut itu.
- pewarna makanan. digunakan untuk memberikan pewarnaan pada tepung ketan.
- santan dan minyak goreng. berfungsi sebagai penambah rasa gurih dan minyak goreng agar adonan nanti tidak lengket dengan pembungkusnya.
- daun pisang yang masih muda. Lagi-lagi kue ini memanfaatkan daun pisang sebagai pembungkusnya. Terkesan alami dan daun pisang ini memberikan aroma berbeda saat kue ini selesai di kukus.
Kelihatanya ribet dalam pembuatan. Harus membuatnya menjadi bola-bola kemudian diisi dengan enten-enten, lalu dicelupkan dalam campuran santan dan minyak goreng. Baru kemudian di bungkus dengan daun pisang. Membungkusnya juga tidak boleh asal-asalan, Harus berbentuk seperti piramida. Entah bagaimana sejarahnya, kalau ada kondangan dan melihat sajian jajanan berbentuk lincip-lincip kayak piramida pasti bisa ditebak "oh itu mendut ya". hehehehehe
Daripada penasaran, nih ada fotonya kue mendut yang katanya si Ex enak.hehehehehe
ini buatan ibu..dan aku bagian pembungkus :D |
digigit mak nyus..keliatan deh enten-entenya dan manis loh rasanya kayak aku :D |
Penasaran ingin mencoba? yuk sini maen ketempatku. Biar ibu bikinkan kue mendut. Atau mau belajar bikin jajanan itu? Boleh...yuk mari. Kenali makanan daerah dan setidaknya ini menunjukkan keragaman negeri kita melalui jajanan khas di setiap daerah.
Semoga postingan ini bermanfaat. Salam..