Edited by Chela. Powered by Blogger.

Curhatan Mama Anak Tiga

Curhatan Mama Anak TigaMalam ini, selepas aku menghabiskan seporsi nasi goreng dan menjelang tengah malam. Entahlah, angka timbangan menunjukkan 60,0 kg sementara minggu kemarin 59,5 kg. Seporsi nasi goreng babat khas masakan Nasgor Santap Malam depan Terminal Purwodadi seolah menjadi obat untuk rasa lapar dan lelah yang aku rasakan belakangan ini. Apa kanar diet? 




Mungkin ini akumulasi dari rasa lelah, sakit, capek dan mungkin saja aku baby blues. Kalau diingat lagi semenjak melahirkan Berli sampai dini hari ini, waktu untuk diriku sendiri memang sangatlah kurang. Bagaimana tidak? Selesai memandikan dan menyusui Berli every single morning, aku fokus kepada Mutiara anak keduaku supaya dja tidak merasa terabaikan dan tersisihkan. Sementara anak pertamaku terbilang mandiri meskipun ada drama manja dan ngambek karena dikit-dikit disuruh, dikit-dikit dimarahi. 


Di rumah juga terbantu keberadaan Mbak Mi untuk handle urusan pekerjaan rumah semsntara aku sibuk dengan Berli dan Mbak Ara. Tapi lagi-lagi waktuku untuk istirahat juga kurang. Di masa penyembuhan aja aku juga disibukkan dengan tanggung jawab Pendampingan Individu terakhir dari serangkaian kegiatan CGP. Seminggu kemudian harus Lokakarya 7 dan Panen Hasil Belajar. Jumpalitan riwa riwi supaya ASI untuk Berli tercukupi. 


Alhamdulillahnya peran papa sangat berarti. Kita capek bareng, begadangpun bergantian, masuk angin juga barengan. Senewenpun juga gantian bahkan barengan. Tapi kalau lagi capek begini seringnya menutupi hal-hal yang sudah papa lakuin demi membantuku untuk mengurus bayi dan masa pemulihan pasca SC ketiga yang sangat menyakitkan. Huhuhu.. Maafkan aku sayang 🥲


Dramanya Tuh Adaaaaaa Saja

Iya, banyak hal yang bikin nangis campur senewen sendiri memang. Apalagi Mbak Ara lagi masa-masa toddler yang suka ingin tau bahkan berpegang teguh sama pendiriannya. Intinya dia sedang fase menguji kesabaran sementara setiap mama ngomong ngegas aja tuh mata indahnya langsung berkaca-kaca. 


Gila ya... Belajar jadi ibu itu memang nggak ada habinya. Ditambah ujian kesabaran dan ketenangan batin, nggak berhenti gitu rasanya. Coba deh bayangin, udah capek-capek nidurin Berli sambil gendong. Nggak tau juga lah anaknya Pak Dion ini mintanya gendongan teroooossssss. Begitu diletakkan di kasur dengan penuh kehati-hatian ehh dua Mbaknya ini datang dan menciumi bayi yang lagi jadi primadona ini secara membabi buta. Yowes... Mak byar!!!! Lalu nangis! 


Belum lagi ketika duo bocil bianf rusuh ini pada mainan. Jujurly, aku seneng lihat polah tingkah mereka tapiii nanti pasti ada drama kalau nggak ngambeg ya nangis. Becandanya adaaa aja, usilnya juga sama dan teriakan akan berhenti ketika salah satu dari mereka nangis. Apa ibu-ibu anak tiga juga seperti ini? 


Ajakin mainan edukasi, donk! 


Hayah.. Boro-boro nyiapin permainanya. Rasanya badan udah letoy aja gitu kalau udah berhasil mandiin lanjut menemani Mbak Ara makan. Habis itu udah deh ngawasin dari jauh aja dia mainan balance bike nya. Atau kalau enggak main jual-jualan gitu lah ya.. Cuma sayangnya anak ini itu maunya ya sama mamanya aja kalau nggak ya papa. Di rumah padahal ada mbah tapi dia tetap memilih mama. Antara bangga dan kesel karena kan mbah sering mengajak dia mainan tapi selalu dijawab "mama aja! ". 


Yasudahlah... Memang secapek dan serempong apapun kondisi yang sedang kuhadapi, alangkah lebih baik jika kusyukuri. *ya tapi kan aku lagi capeeeeeeeeeekkkkk!!! 😭😭😭😭


Lebih baik kutulis daripada menjadi baby blues, sementara tumit kaki terasa berat dan overthinkingku kumat lagi. Apakah ini asam urat, kolesterol tinggi atau cuma karena kelelahan. Entahlah... Yang penting doakan aku sehat, ya gaes yhaaaaaaa. 

No comments

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)