Oh... Begini Rasanya Mengikuti Bimtek Penulisan Konten Budaya Lokal Bersama Dinaspurda Grobogan!

By Chela Ribut Firmawati - July 02, 2025

"Ya... Kalau memang mama ngakunya blogger, bisa lah kepilih jadi peserta bimtek bareng perpusda! Kan dah sering nulis,toh!" 

Sedikit ngenyek kalau Bahasa Jawanya. Komentar suami ketika saya melontarkan ijin untuk mendaftar bimtek bersama Dinaspurda Kabupaten Grobogan. Layar laptop sudah menampilkan tampilan google form yang harus saya isi. Namun, saya berhenti di kolom draft tulisan yang akan diikutkan dalam bimtek nantinya. Itulah mengapa saya agak nggremeng sama suami terkait mau nulis apa nantinya. Layak tidak naskahnya terpilih nantinya. 

Bersama Pak Asti peserta bimtek lainnya



Lalu segera saya membuat draft tulisan dengan tema seasalnya penting tentang budaya lokal. Eeee... Semesta mendengar kata hati saya bahwa ada pembaharuan pendaftaran yang ternyata hanya mencantumkan judulnya saja. Oke bhaiiikkkkk... Gas isi google formnya dan sambil menunggu pengumuman saya kembali dengan kesibukan dunia nyata bersama tiga bocil. 


Lumayan lama juga yaa menanti pengumuman siapa saja yang lolos sebagai peserta. Iya peserta karena kapasitas saya sebagai narasumber juga apaaaaa gitu. Hahaha. Hingga suatu hari salah seorang petugas dari Dinaspurda mengonfirmasi bahwa saya diminta bergabung dengan grup peserta bimtek. Alhamdulillah... Lolos peserta dulu. Nggak papa, bisa untuk pamer ke suami "nih... Lolos nih!! Bimtek loh akuuuu nantinyaa!!!" Ehh.. Disambut nyengir sambil mengacungkan jempolnya. Akui sajaaaa.. Kamu bangga denganku kaaaaannnn! 😌😌😌😌


Sempat Minder dengan Peserta Lainnya

Sembari menanti pelaksanaan bimtek penulisan konten budaya lokal, saya turut menyimak riuhnya WAG perserta. Ternyata ada perpanjangan waktu dan satu per satu peserta lainnya bergabung. Beberapa nama terasa tidak asing dan dengan adanya keriuhan di grup jujur membuat saya muncul rasa minder. 

"Duh.. Orang-orang keren semua, nih!"

"Belum juga dimulai bimteknya, naskah sudah pada jadi bahkan ada dokumentasi sumbernya!"

"Widih... Idenya kok pada keren-keren banget sih?"

Lha saya??? Konsep aja berubah haluan karena terasa biasa sahajaaaaaaa. Dan masih berkutat dengan kalimat "mau nulis apaaaaaaaa nantinya?"  Ya Allah bantu akuuhhh. 


Lagi, kalimat papa seolah menjadi pertamax di tengah bara api. "Ya kalau minder ngapain kemarin daftar!" Nah loh, menohok nggak tuh?!? Dan hanya mampu direspon dengan senyum getir dan masih butuh validasi untuk manteb ikut. Eee... Iseng ngajak bestie... Ternyata lolos juga jadi peserta. Ya sudah, semakin merasa percaya diri meski konsep tulisan belum terpikirkan juga. 


Mengosongkan Gelas Untuk Diisi dengan Insight dari Ketiga Narasumber


Bimtek pertama tanggal 23 Mei 2025


Bertemu dengan ketiga narasumber bimtek ini merupakan menjadi salah satu hal yang harus sangat saya syukuri. Kenapa? Ternyata ada seorang abdi negara yang menjabat sebagai seorang camat yang ternyata memiliki kecintaan dengan kegiatan membaca dan begitu concern dengan budaya lokal. Karya yang diterbitkan juga nggak main-main, bahkan motto hidupnya juga keren. Pembawaannya dhas dhes, sat set, lincah gitu lah ya. Adik tingkat dari mas ipar saya yang merupakan alumni STPDN. Pak Yunus, empat jempol rasanya kurang saya berikan untuk panjenengan. Babat Tanah Jawa aja habis dilahap dan  lancaaaaaaarrr banget menceritakannya. Aslii saya merasa ngang ngong soal sejarah. Haha. 


Dua narasumber lainnya juga sangat luar biasa dan kebetulan sekali sudah kenal. Pak Asti yang memang basicnya seorang penulis dan Mbak Lia Herliana yang juga penulis picture book. Topiknya Pak Asti adalah tentang bagaimana proses pembuatan konten budaya lokal. Sering mengikuti konten yang dibuat di social media Pak Asti dan memang dalam membuat konten  berbasis budaya lokal itu kalau hanya bermodal "katanya" jatuhnya ya tidak valid. Harus ada data yang didapatkan entah dari buku, wawancara dengan narasumber dan bisa terlibat langsung.

Bimtek kedua tanggal 14 Juni 2024

Sementara Mbak Lia topiknya tentang penyuntingan naskah. Mbak Lia ini adalah tetangga dan sering mampir untuk memberikan buku karyanya. Saya mengakui bahwa buku karya Mbak Lia ini menjadi salah satu favoritnya anak-anak di rumah. Nah, materi dari Mbak Lia ini tentang penyuntingan naskah. Jadi proses menyunting itu adalah proses terakhir setelah editing sebelum naskah di cetak. Bagi penulis, naskah itu mencerminkan  jati dirinya, maka upayakan untuk sedikit mengalami proses editing dan sunting. Nah itu... Bisa nggak? 


Berburu Konten Budaya Lokal di Desa Asal Suami

Awalnya memang akan mengulas tentang acara sedekah bumi di Desa Ngembak. Tetapi setelah saya pikir berkali-kali terasa kurang ada gregetnya. Lalu, topik pembicaraan selama durasi bimtek itu adalah "konten apa ya pah enaknya untuk dibahas?". Papa tetap dengan mode stay cool sementara isi kepalaku seolah berisik dengan sendirinya. Seperti dikejar waktu karena setelah bimtek kedu ternyata Hari Senin di tanggal 16 Juni 2024 harus sudah mengirimkan naskah. 

Bersama sesepuh dan kepala desa Bandil 


"Besok ke Bandil ya, pa! Temenin nyari narasumber buat wawancara ke koko, yayi, Bulik Ana trus enaknya siapa lagi ya pah?" Lalu beliau merespon dengan memberikan daftar nama yang esok harinya bisa aku ajak wawancara. 

Dan benar saja, ketika mencoba menggali informasi sambil ngobrol santai dengan mertua, adik ipar, beberapa tetangga dari mertua, saya memperoleh informasi yang sama. Sebuah tradisi unik pengantin di Dusun Bandil. Sebenarnya ada satu narasumber yang bisa digali informasinya karena memang sangat berkaitan dengan kebiasaan yang ada di dusun itu, tetapi karena keterbatasan pendengaran jadi saya mengurungkan niatan itu. 

Mestakung, ketika saya bersama papa, Mutiaradan Berli bertemu dengan sesepuh yang kebetulan sedang berada di lokasi yang sedang saya gali informasinya. Ditambah lagi kedatangan Mbah Wo atau kepala desa yang juga ikut memberikan cerita turun temurun itu. Rasanya mak plong dan hasil rekaman obrolan sore itu langsung saya olah menjadi naskah dan tengah malam itu juga saya kirim naskahnya. Alhamdulillah... Bisa bobok imut tanpa berisik lagi isi kepalanya. Haha. 

Apa sih goal dari bimtek ini? Ya buku donk! Antologi dari naskah para peserta. Terdapat sebanyak 60 orang peserta dengan berbagai macam cerita kearifan lokal. Dan info pagi tadi naskah yang sudah saya kirimkan, lolos proses edit dan alhamdulillah tidak ada refisi. Semua aku dirayakan! 🥳🥳🥳🥳🥳

Ternyata begini ya menulis konten budaya lokal. Memang harus benar-benar menggali datanya dan tidak bisa jika data itu hanya didapatkan dari google. Tapi satu hal yang ngena banget di saya adalah bahwa di kehidupan masyarakat itu terdapat banyak sekali tradisi leluhur yang ada. Memang asyik dan seru untuk digali informasinya supaya anak-anak tetap memahami bahwa ada nilai-nilai dari kebudayaan masa lalu yang bisa kita pelajari. Entah melalui budaya, cerita rakyat bahkan kuliner pasti sarat nilai dan makna. Bagi saya, nggak rugi!!! Dan kalau ada agenda kegiatan lain juga berniat ikutan lagi. Hahaha. 

Pokoknya tunggu cerita serunya ketika buku antologinya nanti terbit ya! 

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

Silahkan tinggalkan jejak di blog guru kecil ya. Mohon untuk tidak memberikan LINK HIDUP dalam kolom komentar. Jika memang ada,komen akan di hapus. Terimakasih;)